Kamis, 28 Oktober 2010

Mulai Sekarang Matikan Saja TV Anda OK..!



Media massa sekarang (khususnya televisi), sudah tidak peduli lagi terhadap moral generasi nanti. Mereka sibuk mencari ratting tertinggi dengan menjual berbagai acara tak bermutu seperti sinetron, infotaiment atau reality show dan kuis-kuis ‘nyeleneh’. Masyarakat pun mayoritas menyalahkan peran wartawan gosip yang begitu hebohnya menebar aib orang.

Tetapi satu hal menjadi pertanyaan dan point penting dalam opini saya, kalau sudah jelas semua acara itu ‘merusak’ koq masih bisa mempunyai pemirsa yang banyak? Jawabnya, kita HIPOKRIT. Berteriak lantang anti gosip dan sinetron tapi tetap saja nontonnya Cek & Ricek, Waswas, Insert, Cinta Fitri, Termehek mehek, dll.

Media itu ibaratnya penjual yang menawarkan barang dagangan (acara TV), dan kita sebagai pembeli (pemirsa). Dagangan laris manis karena banyak peminatnya, sehingga penjual pun makin bersemangat mengemas dagangannya dengan aneka ragam model. So?

Biar jualan mereka tidak laku, jangan pilih channel itu atau matikan saja TV anda. Ingatkan terus pada anak dan istri, lebih baik nonton yang bermutu seperti Discovery Channel atau Animal Planet saja. Hahaha… Bukan bermaksud jahat mematikan lahan rejeki orang, tetapi kenyataan bahwa tayangan di media kita lebih banyak MUDHARAT daripada MANFAAT.

By Zuragan Qripix Pedez Senang berbagi cerita yg menghibur dan tulisan bernilai agama juga filsafat. Terlahir 22 Oktober, wafat...?



3 minggu sudah, tv di rumah saya matikan. mohon maaf kepada para pengelola tv di negeri ini. saya sebel melihat sajian yang Anda tayangkan.

3 minggu sudah, tv di rumah saya matikan. acara tv hanya diisi sinetron, gosip, dan berita acakadut. tidak ada yang mencerahkan.

3 minggu sudah, tv di rumah saya matikan. sinetron dan gosip yang tidak jelas juntrungannya. acara tv yang sama sekali tidak ada nilai tambahnya.

3 minggu sudah, tv di rumah saya matikan. acara yang menjungkirbalikan akal sehat. acara yang hanya mengumbar gaya hidup mewah, selingkuh, dan hanya senang-senang belaka.

3 minggu sudah, tv di rumah saya matikan. saya jadi teringat cerita kawan ketika belum pernah ke jakarta. bayangan jakarta sebagai kota “wah” sebagaimana cerita sinetron.

3 minggu sudah, tv di rumah saya matikan. ketika sampai di jakarta, ternyata oh ternyata…jakarta laksana kampung besar. yah, kampung yang luar biasa padat.

3 minggu sudah, tv di rumah saya matikan. yah, bayangan kemewahan ternyata hanya ditemui di “secuil” tempat di jakarta. sementara bagian yang lain “luar biasa” tidak terbayangkan sebelumnya.

3 minggu sudah, tv di rumah saya matikan. tidak terbayangkan, ketika melihat kampung di pinggir rel atau pinggir kali. ternyata oh ternyata, jakarta di acara sinetron hanya “mimpi” belaka.

3 minggu sudah, tv di rumah saya matikan. sementara ketika menonton berita, hanya ada berita-berita yang penuh sensasional. tanpa ada liputan dan pemberitaan mendalam.

3 minggu sudah, tv di rumah saya matikan. dahulu saya rajin menonton siaran berita di stasiun tv berita. namun setelah munas sebuah parpol di pekanbaru tahun lalu, kedok stasiun tv berita terungkap.

3 minggu sudah, tv di rumah saya matikan. yah, ternyata tv berita itu hanya sebagai corong pemiliknya. lihatlah kalau si pemilik bicara, akan ditayangkan utuh dan tidak dipotong.

3 minggu sudah, tv di rumah saya matikan. lihatkah kasus lumpur sidoarjo, satu pihak gencar menayangkan dan meliputnya. sedangkan pihak yang lain nyaris tidak ada pemberitaannya.

3 minggu sudah, tv di rumah saya matikan. kasus markus palsu juga sama, yang satu menayangkan yang lain sama sekali tidak membahas.

3 minggu sudah, tv di rumah saya matikan. yah, seolah kedua pemilik tv berita adalah “pahlawan” bagi negeri ini. seolah ucapan dan tindakannya adalah benar dan menyuarakan kepentingan rakyat.

3 minggu sudah, tv di rumah saya matikan. apakah para awak tv berita berani bertanya sebagaimana mereka membombardir pertanyaan kepada narasumber yang diundangnya?

3 minggu sudah, tv di rumah saya matikan. apakah mereka berani bertanya kepada sang pemilik tentang janji penyelesaian kasus lumpur di sidoarjo?

3 minggu sudah, tv di rumah saya matikan. beranikah mereka bertanya kepada sang pemilik tentang bisnis yang sudah dijalankan? apakah benar bisnis yang dijalankan sudah sesuai kaidah hukum, etika, dan moral dan tidak berlaku curang? apakah semua hak rakyat Indonesia sudah diserahkan?

3 minggu sudah, tv di rumah saya matikan. dahulu kita menolak tirani kekuasaan menguasai pemberitaaan. namun apa jadinya setelah departemen penerangan bubar, betapa si pemilik berkuasa sekali dalam materi pemberitaan.

3 minggu sudah, tv di rumah saya matikan. lalu siapa yang berhak mengontrol mereka? dimanakah peran dewan pers, kpi, kementerian komunikasi, atau dpr?

3 minggu sudah, tv di rumah saya matikan. lalu siapa yang mesti bertanggung jawab dengan acara tv kita? ataukah kita harus bertanya kepada rumput yang bergoyang?

ah, daripada pusing matikan aja tv dan stop nonton tv, sekarang juga…………………..

Bayuaji salam dari jakarta hanya seorang pegawai. penikmat bus antar kota antar provinsi(akap). mencoba melihat sesuatu dari sisi positif. menulis di kompasiana untuk menambah kawan dan wawasan.


Read more: http://www.dhaniels.com/2010/08/mulai-sekarang-matikan-saja-tv-anda-ok.html#ixzz13djEv962

Sign by Danasoft - For Backgrounds and Layouts

SPoNSoR BLoGs